Selasa, 30 Juni 2020

Ayo berqurban buat para duafa


#idariBerqurban

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 
.
Hari Raya I Dul Adha atau I Dul Qurban sebentar lagi., dalam memudahkan urusan masyarakat dan wujud kepedulian kepada fakir dan miskin yg ada d Pekanbaru-Riau sekitar, Ikatan Da'i Riau (IDARI) hadir bersama ummat dalam program #idariPeduli #idariBerqurban, menerima dan membantu Kaum Muslimin yg ingin berkurban utk disalurkan kpd fakir dan miskin, atau daerah² terpencil di Pekanbaru-Riau sekitar, agar mereka merasakan kemenangan di hari I Dul Adha 1441 H/2020 M.

Bagi Kaum Muslimin yg ikut mendukung program #idariPeduli #idariBerqurban dapat mentransfer ke rekening:

BNI-Syariah
NoRek. 0836628560
Atas nama MUKHLIS

@Rp. 2.350.000 / org peserta Kurban

Mohon konfirmasinya jika sudah mentransfer, ke nomer 0813-6575-2449

Demikian yg dapat disampaikan, semoga Allâh Ta'âlâ memberikan kelapangan rezeki dan kita bisa turut membahagiakan fakir miskin di hari kemenangan, Ãmîn Yâ Mujîba as-Sâilîn 
🤲🤲🤲

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

Pekanbaru, Juni 2020
Ketua IDARI

dto

DAENG MUKHLIS

Sekretaris

dto

HIDAYAT AR-ROKANI

#idariPeduli 
#idariBerqurban
#berqurbanUntukFakirMiskin

-

Minggu, 28 Juni 2020

Pelepasan dan wisuda santri pondok Tahfiz khoiru ummah Pekanbaru



Dok. Foto bersama majelis guru dan santriwati yang wisuda 

AKHBARKHOIR.BLOGSPOT.COM---Pekanbaru.. pada hari Sabtu 27 Juni 2020 lalu telah dilaksanakan pelepasan dan wisuda Tahfiz khoiru ummah Pekanbaru, kegiatan berjalan dengan lancar dan syahdu. Seyogyanya kegiatan ini mesti dihadiri oleh seluruh wali murid dan santri, dikarenakan masih dalam masa PANDEMI, hanya dihadiri santri akhir saja.  Acara ini dimulai pada jam 07 pagi secara online, masing-masing wali murid dan santri kelas VII dan VIII menyaksikan dirumahnya. Acara ini diawali pembacaan Al-Qur'an oleh santriwati Tiara sari kemudian sambutan dan pengarahan oleh kepala sekolah pondok Tahfiz ustadz Usman As-syafi'i. Dalam penyampaian nya beliau mengajak para santri dan santriwati untuk mengamalkan seluruh ilmu yang dipelajari di pondok dan tetap berbakti kepada orang tua. Seluruh peserta yang hadir mendengarkan dengan penuh hikmat, disela-sela penyampaian peserta yang hadir ada yang meneteskan air mata karena terharu mendengar penyampaian kepala sekolah tersebut. Penyampaian berikutnya oleh salah seorang wali murid santri bapak Heris. Dalam penyampaian nya beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh majelis guru dan yayasan karena telah sabar dan sungguh-sungguh mendidik anandanya. Beliau juga mengungkapkan bagaimana proses belajar di pondok Tahfiz khoiru ummah sangat efektif untuk membentuk kepribadian para santri sehingga para wali santri merasakan banyak perubahan yang dialami anandanya. Maka pondok Tahfiz ini juga direkomendasi oleh beliau untuk alternatif pendidikan dimasa kini. 
Setelah penyampaian tersebut acara dilanjutkan dengan pelepasan dan wisuda santri/Wati. 




Diakhir kegiatan pembawa acara ust. M.thoha menyempurnakan acara dengan doa yang dipimpin oleh ustadz daeng Mukhlis. Setelah acara selesai santri/Wati dan wali santri bersalaman dengan para guru yang hadir. Liputan damar


Jumat, 12 Juni 2020

OJK peduli guru ngaji

pada hari Jum’at 12  Juni 2020 Rombongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pekanbaru mendatangi kediaman ustadz daeng Mukhlis selaku ketua Ikatan Da’i Riau dalam rangka memberikan bantuan sembako untuk disalurkan kepada guru ngaji. Bantuan ini diberikan dalam rangka mendukung program peduli guru ngaji yang diluncurkan oleh ikatan Dai Riau pada awal April lalu. OJK juga berterima kasih dengan adanya program ini, sehingga para guru Ngaji dapat terbantu dikarenakan dampak dari COVID-19. Dan harapan mereka program ini terus berlanjut dalam bentuk yang lebih luas lagi sehingga mampu membantu pemerintah dalam melayani masyarakat. Pada saat yang sama Ketua Ikatan Da’i Riau ustadz Daeng Mukhlis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas dukungan pihak OJK terhadap program yang ditanam oleh ikatan Dai Riau.a Diakhir pembicaraan dengan tim OJK ustadz Daeng Mukhlis mendoakan kebaikan kepada tim semoga bisa jadi amal kebaikan dan dapat pahala dari Allah SWT. 

https://youtu.be/Yljhc-DNTWc

Video OjK memberikan bantuan


Selasa, 09 Juni 2020

Pentingnya Beramal Kontinu (Rutin), Walaupun Sedikit


Di antara keunggulan suatu amalan dari amalan lainnya adalah amalan yang rutin (kontinu) dilakukan. Amalan yang kontinu –walaupun sedikit- itu akan mengungguli amalan yang tidak rutin –meskipun jumlahnya banyak-. Amalan inilah yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala. Di antara dasar dari hal ini adalah dalil-dalil berikut.
Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [5]
Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah. Rasul shallallahu ’alaihi wa sallammenjawab,
أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
Amalan yang rutin (kontinu), walaupun sedikit.[6]
’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah, ”Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab,
لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ
Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lakukan.”[7]
Di antaranya lagi Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam contohkan dalam amalan shalat malam. Pada amalan yang satu ini, beliau menganjurkan agar mencoba untuk merutinkannya. Dari ’Aisyah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ
Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.[8]
Keterangan Ulama Mengenai Amalan yang Kontinu
Mengenai hadits-hadits yang kami kemukakan di atas telah dijelaskan maksudnya oleh ahli ilmu sebagai berikut.
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, ”Yang dimaksud dengan hadits tersebut adalah agar kita bisa pertengahan dalam melakukan amalan dan berusaha melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun itu sedikit.”
Beliau pun menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang terus menerus dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.”[9] Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” [10]
Para salaf pun mencontohkan dalam beramal agar bisa dikontinukan.
Al Qosim bin Muhammad mengatakan bahwa ’Aisyah ketika melakukan suatu amalan, beliau selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [11]
Al Hasan Al Bashri  mengatakan, ”Wahai kaum muslimin, rutinlah dalam beramal, rutinlah dalam beramal. Ingatlah! Allah tidaklah menjadikan akhir dari seseorang beramal selain kematiannya.”
Beliau rahimahullah juga mengatakan, ”Jika syaithon melihatmu kontinu dalam melakukan amalan ketaatan, dia pun akan menjauhimu. Namun jika syaithon melihatmu beramal kemudian engkau meninggalkannya setelah itu, malah melakukannya sesekali saja, maka syaithon pun akan semakin tamak untuk menggodamu.”[12]
Maka dari penjelasan ini menunjukkan dianjurkannya merutinkan amalan yang biasa dilakukan, jangan  sampai ditinggalkan begitu saja dan menunjukkan pula dilarangnya memutuskan suatu amalan meskipun itu amalan yang hukumnya sunnah.